Lelaki di ujung senja

Lelaki muda menantang senja
Memandang langit yang tengah merona
Menafasi setiap irama samudra
Gelisah menggelayut dibenaknya
Angan akan pertemuan
Yang pernah membuat hatinya berbunga
Cinta yang didamba
Luruh bagai fatamorgana
Seperti samudra menenggelamkan sang surya
Terpekur menatapi pantai
Tangan terjulur merengkuh buih
Menghilang tersapu udara
Ombak yang kembali surut
Menepikan bara asa di sudut hati
Ia terduduk…termenung…
Tegar ia coba
Mengeraskan hati seperti karang
Namun sunyi yang ia rasakan
Sendirian..
Gelap menyapa
Tatkala riuh para penjelajah samudra
Menapakkan sampan-sampan siap berkelana
Menyibak malam berjelaga
Membelai badai menimang ombak
Detak kehidupan baru telah dimulai
Berganti…
Hidup mereka adalah lelaki
Terhenyak…
Sadar berenang meninggalkan dasar angan
Mengapung di permukaan logika
Terbang dengan sayap-sayap keyakinan
Di setiap masa ada pengharapan
Bukankah ombak-ombak selalu tak henti
Berdebur membelai karang hatinya
Berkejaran mencari celah harap
Menemukan hati yang beku, dingin dan angkuh
Untuk menyemaikan benih cinta sekali lagi
Tanpa suara..
Lelaki muda memekikkan kata
Ia masih merindukan kejora
Memeluk gelisah, berselimutkan angin keraguan
Menafikan semesta
Yang telah menemaninya ratusan purnama
Gulita..
Entah sampai kapan…
Like this:
Like Loading...
Related
😦